Assalamualaikum
Minggu lalu tepatnya tanggal 19/05/2022 aku dapat undangan nikahan teman di sebakung 3. Aku berangkat bersama teman-teman sekelas satu angkatan, Affan dan Nasir pun rencananya turut hadir. Tentu awalnya berjalan lancar usai magrib kami kumpul di konternya Irfan Maulana dan setelah isya kami berangkat bersama. Ketika itu kami menunggu Affan yang tertinggal sedikit agak lama setelah sholat isya. Sebelum Affan datang, Nasir berkata ingin mengisi angin ban motornya agar nyaman di perjalanan.
Tidak lama setelah itu Affan datang bersama temannya yang aku lupa siapa namanya. Melihat kedatangan Affan dengan motor Vixonnya, bayu yang berada tidak jauh dari situ menyalaminya dengan mengacungkan tangan ke arah Affan dan Affan pun menyambutnya tapi bayu lupa menyalami temannya Affan yang berada satu motor dengan Affan. Namun bayu langsung menyalaminya setelah beberapa saat ia ingat.
Singkat cerita kami berangkat bersama-sama dan kali ini Revan sebagai pemimpin jalan karena jalan yang akan kita lalui ini bukan jalan umum biasanya, jalan ini mengambil jalan sedikit memutar melalui blok B. Nasir yang dari awal sebelumnya mengisi angin ban motor ia menunggu kita di pinggir jalan dan bergabung setelah rombongan lewat.
Posisi terdepan ada Revan sebagai ujung tombak memimpin jalan, setelahnya ada Rizal dan Randi yang menggunakan 1 motor berboncengan tepat berada di urutan kedua setelah Revan, di susul oleh bayu dan Sujatmoko serta Aku dan Irfan maulana yang menggunakan satu motor sementara Affan dan temannya tepat berada di belakang kami, Nasir dan samsir yang juga berboncengan berada di urutan terakhir
Ini sedikit menambah kekhawatiranku karena Nasir dan Samsir tidak tahu jalannya dan kami harus ngebut gas full karena ngejar waktu agar tidak kemalaman, apa lagi Affan yang harus ke Balikpapan lagi. Sepanjang jalan sesekali aku menoleh ke belakang untuk memastikan Nasir masih berada di rute lintasan yang sama dengan kami.
Sepanjang jalan Babulu masih aman dan anggota lengkap. Namun aku sudah tidak melihat adanya Nasir setelah kami memasuki tikungan gunung intan, kami pun tidak bisa pelan karena yang aling depan juga laju, pasti kami akan tertinggal juga jika menunggu teman di belakang, setelah memasuki gang blok B yang tembus ke sebakung 3 aku memastikan dan mengatakan ke Nasir keluar dari jalur dan tidak ada di rute yang kami lalui.
Dengan cepat Irfan gas full untuk memberitahu teman yang ada di depan, belum sampai kami di depan, Irfan menabrak gundukan tanah yang membuat motor terlambung tinggi pada saat itu aku fokus dengan hp untuk menghubungi Nasir lebih tepatnya aku menelpon samsir. Saat fokusku ke hp dan motor melambung cukup tinggi pada saat itu aku benar-benar merasa bokongku tidak nempel dengan jok motor begitu juga dengan kakiku yang terlepas dari pijakan yang biasa dinamakan bostek.
Sangat mengejutkan sekali kejadian itu dan untungnya tidak ada yang jatuh. Akibat kejadian itu yang tadinya aku mau menelpon Samsir malah salah pencet dan tertelpon nomornya pak kades. Singkat cerita setelah kami memberitahu ada anggota yang keluar jalur, aku dan Irfan memuluskan kembali ke pertigaan berharap bertemu mereka namun hasil tidak sesuai keinginan setelah lama kami di situ kami tidak bertemu Nasir, padahal aku sudah mengirimkan lokasi agar bisa mereka ikuti. Telpon pun suaranya kurang jelas.
Samsir sempat membagiakn lokasinya melalui video yang mana kami pun tidak tau dimana lokasi itu berada.
Karena kami terlalu lama menunggu Nasir yang tidak kunjung datang, teman-teman pun berangkat duluan setelah Affan membagikan lokasinya melalui whatsapp agar kami bisa mengikuti rute yang mereka lalui. Sebelumnya Irfan sudah mengisi motornya dengan 2 liter bensin pertalite agar jika kami nyasar tidak kehabisan bahan bakar.
Nasir pun sedikit susah dihubungi dan ia mengirimkan pesan kepadaku yang bertuliskan,
“Met lanjutkan perjalananmu dengan teman-teman yang lain, aku gak papa kok, aku akan balik pulang sama Samsir”
Dengan terpaksa kami meninggalkan Nasir dan samsir, Akhirnya aku dan Irfan pun tiba di lokasi acara dengan bantuan lokasi yang di bagikan oleh Affan sebelumnya. Di sana aku memilih menu bakso yang sudah di sediakan. Sangat sepi sekali pengunjung, hanya ada beberapa orang dan meja tamu tidak terisi dengan penuh. Hal itu dikarenakan orang-orang sudah datang pada siang hari, maklum kami bisa datang malam karena pada siang hingga sore kami bekerja.
Usai makan bakso, kulanjutkan dengan camilan berupa makanan tape ketan putih, tape ketan putih adalah ketan yang di olah sedemikian rupa dan di fermentasi hingga memiliki citra rasa yang enak. Hal itu yang membuatku terus memakan tape hingga khilaf dan tanpa sadar aku sudah makan kurang lebih kalo tidak salah 10 bungkus tape.
Itulah awal mula penderitaanku, beberapa saat kemudian aku merasakan perutku sangat sakit sekali seperti ada angin puting beliung yang berputar-putar di dalam perutku. Aku pun memberikan kode kepada Irfan Maulana untuk pulang duluan, tapi acaranya pun belum selesai aku pun Berusaha menahan rasa sakit di perutku.
Beberapa saat setelah itu acara foto dengan pengantin.
Akhirnya ini yang aku tunggu-tunggu bisa pulang. Perjalanan pulang pun kami mengambil rute jalur umum yang biasa di lewati, namun jalannya sangat rusak dan beberapa kali motor Irfan menyangkut dan beberapa kali juga aku turun dari motor menghindari agar tidak nyangkut . Ini di sebut teknik mengurangi beban, iya aku bebannya.
Lega rasanya saat sudah sampai di jalan poros Babulu darat, sebelum pulang aku beserta Irfan dan Affan mampir di rumah Nasir karena ada beberapa urusan. Di situ aku menyalami Nasir mengacungkan tangan dan mengucap maaf. Aku teringat kata-kata dari Obito Uchiha
“shinobi yang melanggar aturan memang di sebut sampah, tapi shinobi yang meninggalkan temannya lebih rendah dari sampah”.
Keesokan harinya tak ada perubahan yang kurasa dari perutku, masih sakit dan susah makan, mual dan muntah aku alami setiap kali makan dan itu berlangsung selama 3 hari dan setelah itu fit kembali setelah makan sate.